Jumat, 23 April 2010 | 20.01 | 3 Comments

Mengubah Styrofoam dengan Biodegradasi Plastik

figure2

Bakteri ada di mana-mana, tanpa kita sadari bakteri memecah selulosa pada setiap kehidupannya, baik itu dalam hal fermentasi makanan ataupun memperbaiki nitrogen dalam tanah, di antara sejumlah kegiatan lainnya. Mengingat mereka di mana-mana dan memiliki keanekaragaman fungsi, bioteknologi telah mencari penggunaan baru untuk berbagai jenis organisme mikroskopis, seperti mengkonsumsi tumpahan minyak atau bahkan menangkap gambar.

Sekarang ahli biologi di University College Dublin di Irlandia telah menemukan bahwa keturunan Pseudomonas putida dapat diperoleh dengan secukupnya dalam diet minyak styrene murni (minyak bekas Styrofoam yang dipanaskan) dan, dalam proses, pengubahan dari masalah lingkungan kepada yang lebih berguna, yaitu biodegradable plastik.

Kevin O’Connor dan kolega Eropanya mengubah polystyrene menjadi minyak melalui pirolisis (sebuah proses yang memanaskan plastik berbasis petroleum ke 520 derajat Celcius tanpa adanya oksigen). Hasilnya dalam chemical coakteil terdiri lebih dari 80 persen minyak styrene ditambah volume rendah toxicants lain.

Para peneliti kemudian memberi makan minuman ini untuk Pseudomonas putida CA-3, keturunan special dari mikroba tanah pada umumnya, sepenuhnya berharap bahwa minyak harus dimurnikan lebih lanjut untuk memungkinkan pertumbuhan bakteri.

Polystyrene

Tetapi bakteri ini dikembang biakkan dengan pesat pada diet baru, mengubah 64 gram minyak styrene undistilled menjadi hampir 3 gram bakteri tambahan. Dalam proses, bakteri menyimpan 1,6 gram energi minyak styrene sebagai plastik biodegradable yang disebut polyhydroxyalkanoates, atau PHA. Plastik ini dapat bertahan hingga panas tetapi juga rusak lebih alami dalam lingkungan daripada produk-produk berbasis petroleum.

Dengan demikian, meskipun proses biologi bertenaga menghasilkan beberapa produk sampingan yang beracun seperti toluena dan membutuhkan energi yang signifikan untuk mendorong pirolisis, bahan bakar itu berharap bahwa styrofoam (dan molekul plystyrene yang membuat itu) dapat menjadi lebih ramah lingkungan.

Hal ini akan menjadi kabar baik bagi AS, yang menghasilkan tiga juta ton polystyrene pada tahun 2000, menurut EPA, dan membuang 2,3 juta ton bahan, mengirim limbah untuk beristirahat selama tahun yang panjang di landfill. The PHA (polihidroksialkanoat) dari proses ini bisa diubah untuk digunakan lebih produktif itu sudah digunakan untuk membuat segalanya dari cabang-cabangnya untuk vitamin.

Dan proses barangkali tidak hanya berguna untuk membersihkan beker yang dapat dijual. Karena pada umumnya penerapan pirolisis untuk mengkonversikan plastic menjadi minyak dan banyaknya mikroorganisme mampu mengakumulasi PHA dari banyaknya molekul-molekul permanen, prinsip dari proses yang diuraikan di sini dapat diterapkan untuk daur ulang limbah plastik petrokimia apapun,” klaim para ilmuwan di koran menyajikan temuan mereka dalam 1 April masalah Lingkungan Sains & Teknologi. Rupanya, mendaur ulang bakteri juga.


Ditulis oleh Muhammad Ashadi di Chemitry.Org

3 komentar:

budies mengatakan...

wah menarik pak

Anonim mengatakan...

Senang mendengar styrofoam pembungkus makanan ternyata masih bisa digunakan untuk nutrisi bakteri. :-)

HIDUP SEORANG BLOGGER mengatakan...

BEGINILAH KAlau orang-orang pintar bisa menggunakan apa saja

Posting Komentar

Dapatkan uang yang banyak dari website Anda, 100% profit milik Anda sendiri klik disini
Jutaan rupiah setiap minggu dari reseller produk software unggulan dan boleh di copy lagi ! klik disini
Kesempatan dapat uang terbaik yang ada di seluruh internet saat ini. klik disini
Belajar e-bisnis sendiri, untuk mendapatkan income jutaan rupiah setiap bulan... klik disini
Mulailah bisnis internet Anda sendiri. Tersedia paket software yang boleh Anda jual kembali. Info selengkapnya klik disini
 
Copyright MY OCCUPATION © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.