Rabu, 22 April 2009 | 18.19 | 7 Comments

KONTRAVERSI FENILPROPANOLAMIN

PERGANTIAN musim dari kemarau ke hujan sering kali memberikan dampak munculnya penyakit yang sering disebut "flu", dan penyakit ini cenderung akan tinggi prevalensinya pada musim hujan.

Penyakit yang disebut flu ini dikenali dari gejalanya yang berupa pilek, batuk, demam, sakit kepala/pusing dan badan sering kali lemas. Flu dianggap penyakit ringan karena gejalanya mampu dikenali sendiri oleh penderita, dan obatnya pun banyak beredar luas di pasaran. Namun yang perlu menjadi perhatian bahwa umumnya obat tersebut mengandung PPA yang disinyalir dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan pendarahan otak serta berbagai penyakit lainnya, seperti yang dilangsir oleh salah satu TV swasta kemarin(21/4)


Phenylpropanolamin (PPA) adalah salah satu jenis obat yang sering dijumpai pada komposisi obat flu. Efeknya adalah untuk melonggarkan hidung tersumbat dengan cara menciutkan pembuluh darah di sekitar mukosa hidung, istilahnya menyebabkan vasokonstriksi perifer.

Nah… disamping sebagai dekongestan (menghilangkan sumbatan) hidung, PPA ini punya efek lain yaitu menekan nafsu makan. Sehingga, di Amerika, PPA banyak dijumpai pada diet pill untuk melangsingkan tubuh, contohnya Dexatrim dan Acutrim. Dalam pil pelangsing tersebut, PPA digunakan dalam dosis 75-150 mg/sehari. Bagaimana mekanismenya dalam menekan nafsu makan, belum diketahui secara pasti, namun diduga bekerja langsung pada sistem saraf pusat yang mengontrol pusat lapar.

Nah, masalahnya muncul ketika menjelang tahun 2000, sebuah studi oleh Yale University mengenai kejadian stroke hemoragik/perdarahan pada wanita, melaporkan bahwa terdapat risiko terjadinya stroke perdarahan 16 kali lebih besar pada wanita usia 18-49 tahun yang mengkonsumsi PPA sebagai obat pelangsing dibandingkan dengan yang tidak menggunakan. Maka kemudian pada 6 November 2000, FDA (Food and Drug Administration) Amerika mengumumkan permintaan kepada para perusahaan farmasi untuk menarik semua produk-produknya yang mengandung PPA dari pasar, dan mengingatkan kepada konsumen mengenai risiko yang terkait dengan penggunaan PPA.

Sontak, cukup banyak industri farmasi yang kalang kabut, termasuk di Indonesia. Silang pendapat banyak terjadi, karena dasar penarikan di AS adalah penggunaannya sebagai obat pelangsing yang nota bene dosisnya besar. Sedangkan di Indonesia, PPA banyak dijumpai pada produk obat flu dan tidak ada yang diindikasikan sebagai obat pelangsing. Dosisnya pun relatif rendah, yaitu 25-30 mg, jauh di bawah dosis untuk pelangsing di AS yang mencapai 75-150 mg sehari. Selain itu, wanita AS yang dilaporkan mengalami stroke hemoragik juga biasanya mengkonsumsi PPA secara over dosis (sampai 300-350 mg sehari). Sehingga pada saat itu, Badan POM Indonesia tidak meminta penarikan secara total, tetapi meminta produsen untuk mengurangi dosis PPA hingga menjadi 15 mg, yang ini masih relatif aman. Hal yang sama dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat di Filipina, Australia, dan beberapa negara lain.

Mengapa PPA dapat memicu stroke perdarahan/hemoragik?

Stroke sendiri adalah suatu penyakit cerebrovaskuler (gangguan pada pembuluh darah otak) yang bisa disebabkan karena penyumbatan atau perdarahan. Stroke karena penyumbatan pembuluh darah disebut stroke iskemik, yang bisa disebabkan karena penimbunan kapur atau lemak pada dinding pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah tadi akan menyebabkan saraf-saraf kekurangan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan, sehingga terjadi kematian sel saraf. Kematian sel saraf itulah yang menyebabkan terjadinya berbagai gejala stroke, seperti lumpuh, tidak bisa bicara, tidak bisa menelan, gangguan memori, dsb.

Sedangkan stroke perdarahan, disebut juga stroke hemoragik, disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak. Gumpalan darah di otak ini tentu akan sangat mengganggu fungsi saraf dan otak. Stroke hemoragik umumnya berakibat lebih fatal daripada stroke iskemik, bahkan bisa menyebabkan kematian. Stroke hemoragik dapat terjadi jika tekanan darah sangat tinggi, sehingga pembuluh darah tidak kuat menahannya, dan akibatnya robek.

Nah.. seperti disebutkan di atas, PPA ini bersifat vasokonstriktor, yaitu menciutkan pembuluh darah. Jika digunakan dalam dosis kecil, terjadinya vasokonstriksi tadi relatif terlokalisir, terutama di pembuluh darah tepi yang ada di mukosa hidung, sehingga memberikan efek melonggarkan hidung tersumbat. Tetapi jika dosisnya cukup tinggi, maka penciutan pembuluh darah (vasokonstriksi) terjadi secara sistemik di seluruh tubuh. Hal inilah akan menyebabkan kenaikan tekanan darah yang signifikan, sehingga dapat memacu kejadian pecahnya pembuluh darah otak alias stroke hemoragik.

Masih amankah obat flu yang mengandung PPA?

Sempat muncul kontroversi mengenai keamanan obat flu yang mengandung PPA dan menganggap bahwa penarikan semua obat yang mengandung PPA tanpa mempertimbangkan dosisnya adalah berlebihan. Tim peneliti yang melaporkan risiko stroke pada penggunaan PPA menyatakan bahwa memang dosis berperan dalam menentukan risiko kejadian stroke. Jadi jika dipakai dalam dosis kecil seperti yang terdapat pada obat flu, sebenarnya masih aman.

Namun, jika seseorang sudah punya penyakit hipertensi atau punya riwayat hipertensi keluarga, mungkin perlu waspada untuk menggunakan obat-obat flu yang mengandung PPA. Sebagai informasi, saat ini di Indonesia banyak produsen yang mengganti PPA dengan pseudoefedrin, yang dilaporkan relatif kurang menyebabkan efek peningkatan tekanan darah.

Jadi jangan terlalu kuatir, namun juga perlu berhati-hati dalam memilih obat flu. Lihat dalam kemasannya, apakah mengandung PPA. Jika ragu-ragu, tanyakan pada apoteker Anda.
.

7 komentar:

JO mengatakan...

pertama nih ye.....

btw, apapun yang mengandung kimia memang akan mengandung efek samping kalau dipake secara berlebihan. untungnya kita punya jamu di indo jadi lebih aman.

Mulyati mengatakan...

Saya kalau flu, biasanya hanya minum vitamin n hidung saya olesin minyak angin. Samapai saya tunggu sembuh sendiri pak

hryh77 mengatakan...

wew.. nice inpo nih..

icad_82 mengatakan...

Thank's Pak setiawan atas infonya.Obat kimiawi msh aman digunakan klu digunakan dlm dosis yg benar.Klu kita punya obat yg alami mengapa hrs yg sintetis kan lbh aman.

Jasa Seo mengatakan...

biasanya pakai mixagrip

Baju Korea mengatakan...

thanks infonya pak

Buy High PR Domains mengatakan...

i like this article

Posting Komentar

Dapatkan uang yang banyak dari website Anda, 100% profit milik Anda sendiri klik disini
Jutaan rupiah setiap minggu dari reseller produk software unggulan dan boleh di copy lagi ! klik disini
Kesempatan dapat uang terbaik yang ada di seluruh internet saat ini. klik disini
Belajar e-bisnis sendiri, untuk mendapatkan income jutaan rupiah setiap bulan... klik disini
Mulailah bisnis internet Anda sendiri. Tersedia paket software yang boleh Anda jual kembali. Info selengkapnya klik disini
 
Copyright MY OCCUPATION © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.